Friday, July 29, 2011

Mioma Uteri

Minggu ini gw masuk stase baru, OBSGYN namanya.
Sesuai dengan namanya (obsgyn = obstetri dan gynecology) selama 3 bulan ke depan gw bakal berkutat sama yang namanya kehamilan, persalinan, dan kelainan kandungan (Tumor, Kista, Carcinoma, dll)

Minggu ini gw masuk bangsal Flambo yaitu bangsal Ibu yang sedang mengandung atau habis melahirkan. Gw wajib bangun maksimal jam 5 pagi, trus gw mandi dan langsung berangkat RS buat follow up pasien. Pulangnya biasanya sekitar jam 1 atau jam 2 siang setelah ngisi status pulang. Sejauh ini si gw menikmati, termasuk menikmati masuk IBS ketemu macan OK-4 (kamar operasi) hari ini dan dapet visit dr. SPOG yang terkenal killer dalam menolol2in para koas, hihiihi ;p

Hari ini gw dapet kasus ginekologi pertama yang menarik di IBS, yaitu Ny. M usia 45 tahun dengan dengan keluhan nyeri pada perut kanan bawah sejak 6 tahun yang lalu. Selain nyeri ibu ini juga sering mens tidak teratur, dan sering keluar perdarahan dari rahimnya. Pada perabaan abdomen teraba benjolan berbatas tegas, permukaan berbenjol-benjol, konsistensi keras dan imobile. Diagnosisnya adalah Mioma Uteri. Berhubung ini bukan pasien gw, gw cuma tau sampe situ doank. Ketika operasi sudah dimulai dan perut dibuka, tampaklah uterus yang sudah sedemikian berbenjol-benjol di kanan kiri sisinya... :-O
Ovariumnya pada sisi kanan kiri juga sudah diselubungi Tumor Pada Ovarii (TPO) dan jaringannya sudah rusak dan melekat ke rahim/uterus. Jadi ternyata selain ibu ini memiliki Mioma Uteri ternyata beliau juga menderita Tumor Padat pada kedua ovariumnya.

Akhirnya diangkatlah sebagian rahim beserta kedua ovarium ini yang disebut dengan Histerektomi Supra Vaginal dan Bilateral Salphingo Ooforektomi (Buset namanya panjang bener yakk) FYI, ibu ini sudah mempunyai 1 anak yang sudah remaja, usianya juga sudah memasuki pra menopouse. Ini gambar uterusnya :
Mioma Uteri dan Tumor Padat Ovarii bilateral
Post Histerektomi Supra Vaginal

dan Bilateral Salphingo Ooforektomi
Liat benjolan-benjolan di sekeliling uterusnya?
bandingkan dengan gambar uterus normal di bawah ini

Uterus dan Ovarium Normal
(source)

Nah sekarang kita belajar sama-sama yuukkk, apa si Mioma Uteri itu? ;p

MIOMA UTERI

Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim. Dikenal juga dengan istilah mioma atau myom atau tumor otot rahim. Jumlah penderita mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter. Secara umum angka kejadian mioma uteri diprediksi mencapai 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.

Penyebab
Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering kali mioma uteri membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti lahir). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan memiliki konsistensi kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.

Jenis
Berdasarkan lokasinya mioma uteri dibagi dalam tiga jenis: - Pertumbuhan ke arah permukaan dinding rahim (subserosa)
- Pertumbuhan tetap di dalam dinding rahim (intramural)
- Pertumbuhan ke arah rongga rahim (submukosa)


Gejala dan tanda
Kebanyakan mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin ataupun saat pemeriksaan ultrasonogafi (USG). Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah :

  • Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid.
  • Penekanan organ di sekitar tumor oleh mioma uteri seperti kandung kemih, saluran kemih (ureter), usus besar (rektum) atau organ rongga panggul lainnya sehingga menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena penekanan saluran kemih (ureter).
  • Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya reaksi peradangan steril di dalam rahim.
  • Teraba benjolan pada bagian bawah perut dekat rahim yang terasa kenyal.
  • Gangguan sulit hamil (infertilitas) karena terjadi penekanan pada saluran indung telur ataupun menyebabkan keguguran berulang (recurrent pregnancy loss).
Rasa nyeri biasanya diakibatkan oleh perubahan mioma uteri yang disebut degenerasi atau kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam rongga rahim. Gejala sulit hamil ataupun keguguran berulang dapat disebabkan gangguan sumbatan pada saluran telur (tuba fallopi) dan gangguan implantasi sel telur yang telah dibuahi pada endometrium.
Sedangkan mioma uteri selama kehamilan dapat mengganggu kehamilan itu sendiri berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta.
Sebaliknya, kehamilan juga dapat merangsang pertumbuhan mioma uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar seiring dengan meningkatnya kadar hormon wanita (estrogen) selama kehamilan. Pembesaran yang cepat ini memicu perubahan dari mioma uteri (degenerasi) yang dapat menimbulkan rasa nyeri.
Bagaimana cara mendeteksi mioma uteri?
  1. Pada pemeriksaan fisik, mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin. Diagnosis mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.
  2. Pemeriksaan penunjang
  • Ultrasonografi (USG), Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama lebih bermanfaat untuk mendeteksi kelainain pada rahim, termasuk mioma uteri. Uterus yang besar lebih baik diobservasi melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri dapat menampilkan gambaran secara khas yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Sehingga sangatlah tepat untuk digunnakan dalam monitoring (pemantauan) perkembangan mioma uteri. berikut contoh gambar USGnya
  • Hiteroskopi, Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Pemeriksaan ini dapat berfungsi sebagai alat untuk penegakkan diagnosis dan sekaligus untuk pengobatan karena dapat diangkat.
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging), Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan karena keterbatasan ekonomi dan sumber daya. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan.
Bagaimana cara pengobatan atau penanganannya?
Bila mioma uteri berukuran kecil, tidak cenderung membesar dan tidak memicu keluhan yang berarti, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali termasuk pemeriksaan USG. 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun. Menopause dapat menghentikan pertumbuhan mioma uteri. Pengecilan tumor sementara menggunakan obat-obatan GnRH analog dapat dilakukan, akan tetapi pada wanita dengan hormon yang masih cukup (premenopause), mioma ini dapat membesar kembali setelah obat-obatan ini dihentikan. Jika tumor membesar, timbul gejala penekanan, nyeri hebat, dan perdarahan dari kemaluan yang terus menerus, tindakan operasi sebaiknya dilakukan.

Operasi pembedahan
Operasi pembedahan tergantung dari jenis dan letak mioma uteri. Pada kasus mioma submukosum dapat dilakuakan operasi histeroskopi untuk dilakukan reseksi mioma. Jika terdapat mioma uteri jenis subserosa atau intramural dapat dilakukan operasi pengangkatan mioma (miomektomi) melalui laparoskopi atau laparotomi. Banyak wanita dengan mioma uteri memilih untuk dilakukan miomektomi dibandingkan dengan histerektomi (pengangkatan rahim). Saat ini histerektomi tidak hanya dilakukan jika tidak ada rencana hamil lagi.


****

Gw akan menemukan lebih banyak lagi kasus baik di VK (Kamar Bersalin), IBS dan selama gw di Obsgyn, gw harap gw bisa selalu "greng" belajar dan membagikannya ke orang lain, sebelum gw males-malesan koas ;p

No comments:

Post a Comment