Tuesday, May 22, 2012

Backpacker : Sentosa Island, Singapore Art Festival, Last Day in Singapore.

               LAST DAY in Singapore! And I felt like I’m gonna miss it already.
                Hari terakhir di Singapore di awali dengan perjalanan ke Sentosa Island. Naik MRT ke Harbour Front, lalu lewat Vivocity naiklah ke lantai 3, sampe di tiket office Sentosa Express. Harga tiketnya adalah 3 SGD bisa bolak balik. Alternatifnya lu bisa pake Ez Link Card dan saldo kartu akan berkurang.

 Vivocity

 Naik ke Lantai 3 

 Sentosa Island
Tempat-tempat yang wajib di kunjungi di Sentosa Island yaitu :
  • Universal Studio Singapore, kalo lu mau masuk harga tiket masuknya 69 SGD


     The Universe is in my hand
  • The Giant Merlion and Tiger Sky


     Cium Merlion

     Peluk Merlion :p

  • Songs of the Sea (tiket 10 SGD jadwal show malem hari) dan Beach (Siloso and Palawan Beach)


     
    Sebetulnya ada show gratisan di tempat tempat tertentu di Sentosa Island, cuma sayangnya karna cuma ada malem hari ga bisa nonton juga.
Setelah dari Sentosa Island gue ke Merlion Park, ga afdol juga rasanya ke Singapore kalo belum foto sama singa muntah ini. Sebelum sampai sana kita harus menyusuri dulu Singapore river sampai ke muaranya. Ada beberapa sculpture yang menghiasi pedestrian di tepian sungai ini, salah satunya adalah patung 2 orang Bapak yang sedang bertransaksi. Cek punya ricek, Engkong Google cerita kalo dulunya tepian sungai ini digunakan sebagai ‘pasar’, beberapa penduduk sering melakukan transaksi di situ. Kenapa di sungai ini? Karena di sinilah Engkong Raffles membuat pelabuhan dagang pertama di Singapura. Di dermaga Clarke, di sanalah salah satu pasar utama penduduk Singapura masa itu.. namun selama masa berganti, pusat perdagangan berubah menjadi gedung-gedung tinggi, sungai Singapura kemudian dijadikan sebagai pedestrian cantik, dan dermaga Clarke diperindah sehingga bisa menampung lebih banyak lagi wisatawan. Sekarang tepian dermaga dan sungai telah disulap menjadi kafe-kafe dan tempat hiburan yang menarik, khususnya di malam hari

Ikuuuut nyeburrrr 

Merlion sendiri dirancang oleh Fraser Brunner untuk Badan Pariwisata Singapura (STB) pada tahun 1964, tingginya 8,6 meter dan beratnya 70 ton. Patung Merlion dibangun dari campuran semen oleh seniman Singapura, Lim Nang Seng. Ada 5 patung Merlion yang resmi dan disetujui oleh Badan Pariwisata Singapura, yaitu dua Merlion di Merlion Park (1 Merlion besar, dan 1 Merlion kecil), satu di Pulau Sentosa (replika yang sangat besar dan tinggi), satu di Gunung Faber dan satu di Tourism Court, Orchard Spring Lane. Merlion merupakan gambaran klasik untuk negara Singapura, sama kek menara Eiffel untuk kota Paris. Nama Singapura sendiri berasal asal usulnya dari jaman kerajaan Sriwijaya, saat Sang Nila Utama yang legendaris mendengar suara seekor singa selagi berburu di sebuah pulau, dalam perjalanannya ke Malaka. Pulau itu belakangan dikenal sebagai pelabuhan Temasek, yang kemudian menjadi Singapura (Singa= singa, pura=kota). Padahal jika dipelajari, kemungkinan suara yang didengar Sang Nila Utama sebenarnya hanyalah suara seekor harimau, sebab di Temasek tidak ada singa. Dan Merlion muncul sebagai simbol dari negara Singapura, Singa untuk melambangkan dongeng singa yang dilihat Nila Utama, dan badan ikannya sebagai perlambang dari Temasek jaman dulu yang sangat terkenal sebagai sebuah pelabuhan laut terkenal dan strategis. Tapi dongeng lama tentang si Merlion sendiri ternyata memang ada. Ceritanya: Alkisah, di jaman dulu kala sewaktu desa Temasek sedang berada dalam mimpi pulasnya, angin ribut dan udara dingin menusuk tulang menimpa desa Temasek. Angin seakan ingin menghancurkan desa, seluruh rumah dan pohon, ombak mendera seakan-akan ingin menelan seluruh desa ke dalam lautan luas. Warga desa terbangun dalam ketakutan, sebab alam tampak tak bersahabat, dan mengancam kehidupan mereka saat itu. Tapi mereka tak bisa berbuat apa-apa.. dalam ketakutan mereka, penduduk desa hanya bisa berdoa.. Sekonyong-konyong dari lautan lepas muncul peristiwa yang menakjubkan.. Air laut bersinar warna-warni, terdengar suara lonceng yang aneh, seakan-akan mengiringi kedatangan sesuatu. Air laut bergolak, dan dari laut muncul makhluk yang sangat besar, jauh lebih besar dari apapun. Makhluk setengah singa, setengah ikan itu, memerangi langit dan angin dengan halilintar dari matanya. Angin kalah, langit menyerah, laut pun kembali tenang.. Desa Temasek pun kembali damai.. Penduduk desa mengelu-elukan sang Merlion. Sang Merlion yang misterius pun, duduk di tahta batunya dan tetap di sana sambil mengamat-amati Temasek, ia kemudian menghilang di pagi hari, meninggalkan jalan kecil warna-warni.. Setiap tahun, ia datang lagi ke Sentosa melewati sebuah jalan pelangi, yang sekarang dikenal dengan Merlion Walk. Satu hari, sang Merlion tidak kembali lagi, mungkin ia tahu, kalo Temasek sudah aman, dan ia akan kembali lagi kelak, jika Temasek berada dalam bahaya.. *end of story*



Setelah dari Merlion Park kebetulan aku dateng pas ada Singapore Art Festival di Esplanade Park. Sebenernya festival ini cukup keren sepanjang 2 minggu ke depan, banyak show yang FREE! tapi sayang acaranya yang seru-seru itu cuma ada malem hari dan di akhir bulan-awal Juni. Jadi aku cuma sempet nonton sedikit doank.

 Jadwal Festival Village selama 2 minggu ke depan

 Acha, achaa



 Malem terakhir aku memutuskan untuk nonton lagi Laser Show untuk kedua kalinya untuk foto-foto, entah kapan lagi gue bakal nonton ini show kalo udah kerja menetap, hehehehe


Copyright: Mas Agung


Finally, finally .... hiks :'(
that’s all about Backpacking Singapore this year *srott*
Total budget gue (Include pesawat+hotel+makan+oleh2) mungkin sekitar 1,8-2 juta rupiah, udah plus sedikit utang-utang :p

          Untuk menutup cerita backpacking di blog gue, gue mau mengutip sedikit quote dari The Naked Traveler Trinity :
 
'It's not about the destination, it's about the journey'
 
I’ll see you soon on my next journey guys,
God bless you all ;)


I close my eyes, take a deep breath slowly, and I whisper, " Thank You God.. for all the chance You gave me..."  - Josephine

 


Baca Juga :

 


Backpacker : Singapore Science Centre, Chinatown, Orchard

            Do you love science?
             How fall do you in love with science?
Are you really into science?
             Hah? Apaaaah?? Ga kedengeraaaan..
             Buktikan kalo lu cinta sama science dengan dateng ke Singapore Science Centre yang terletak di Jurong East ini!! Biaya tiket masuknya adalah 9 SGD/adult, lebih murah untuk anak-anak. Bisa sehariaaaaaaaaaaaan gue disana karna berasanya betaaaaaaaaaah banget. It’s all about science, technology, biology, biotechnology, math (kalo lu cinta itung-itungan :P), etc



 Salah satu jadwal pertunjukan di IMAX Omni Theater, tetangganya science center

           Interior desainnya memang keren banget dan hi-tech. Layar screen touch di mana-mana dan temanya bener-bener mateng untuk sebuah science centre. Dari depan aja banyak hal-hal menarik yang ga bosen-bosen dicoba atau diliat, ga abis deh 24 jam lu cobain *dan curi ilmunya* satu-satu. Pada jam-jam tertentu ada jadwal show macem di teater mini gitu yang dapat ditonton secara gratis.
 Salah satu dalemannya science center 
        Sayangnya, di Singapore Science centre ini entah karna satu atraksi mungkin udah terlalu sering di’permainkan’ oleh banyak visitor, khususnya anak-anak sekolah yang rajin mengadakan tour kesini* kadang ada beberapa atraksi yang ga bekerja maksimal lagi dan malah ga jalan. Sayang sih :( But overall, it’s really a good place to learn science.

Narsis dulu di salah satu magic mirror
Permen ini hanyalah salah satu tipuan mata, aslinya ga ada permennya di atas kaca

The Magic of the Eye lainnya
Gambarnya ga menunjukkan wajah, 
tapi begitu dipantulkan lewat cermin tabung muncul wajah
I think it's cool.


           Setelah dari Singapore science centre, aku melanjutkan traveling lagi ke Chinatown, yaitu ke Pagoda Street. Disinilahhhhhh lu bisa dapet oleh-oleh murah missal gantungan kunci 30 biji senilai 10 SGD!! Termasuk paling murah seantero Singapore, bagus, dan ga mengecewakan!! Hahahahahaha pinter-pinter aja milih tempat, nama kios yang gue masukin adalah Paradise merchandise gift. 


 Siapa yang suka Tintin??


Suasana disini emang China abis. Banyak lampion-lampion khas China dan oleh-oleh khas China.

Setelah puas di Chinatown, aku beralih menuju Orchard, pusat belanja dan mall-mall bergengsi di Singapore. Disini lu bisa dapet barang branded asli 100 % dengan harga yang cuma bisa murah mungkin waktu sale event tertentu, wkwkwk
Perjalanan gue hari ketiga adalah gempor 11 jam jalan kaki, naik MRT dan duduk cuma sekali-kali, lama-lama kaki gue tahan banting juga nih. By: Josephine.


- Backpacker : Laser show at Marina Bay Sands
- Backpacker : Singapore Science Center, Chinatown, Orchard
- Backpacker : Sentosa Island, Singapore art, Last Day in Singapore

Monday, May 21, 2012

Backpacker : Laser Show at Marina Bay Sands


                Hari kedua!!! Sangat menyenangkan karena menyadari akhirnya aku ga sendirian lagi backpackeran dan untuk pertama kalinya di Singapore bisa berbahasa Indonesia :P Mas Agung akhirnya nyusul dan sampai di hostel. Dan agenda jalan-jalan hari itu adalah ke Singapore flyer, Esplanade Theatre and Marina Bay Sands.

Singapore flyer
Singapore Flyer adalah kapsul pengamatan tertinggi di dunia, dengan tinggi 165 meter, lebih tinggi 5 meter dari Star of Nanchang di China dan 30 meter lebih tinggi dari London Eye di Inggris. Singapore Flyer menawarkan pemandangan 3 negara sekaligus, Singapura, Malaysia (Johor) dan Indonesia (Batam). Singapore Flyer terdiri dari roda pengamatan berdiameter 150 meter, pada keliling roda tersebut terdapat 28 kapsul berpendingin udara yang dapat menampung 28 orang, dan gedung terminal 3 lantai yang didalamnya terdapat toko souvenir, restoran, dan bar. Untuk berputar satu putaran penuh, Singapore Flyer membutuhkan waktu 37 menit. Pada awalnya, Singapore Flyer berputar berlawanan arah jarum jam, namun atas saran ahli Feng Shui, putaran Singapore Flyer diubah arahnya pada tanggal 4 Agustus 2008. Source: Wikipedia

Singapore Flyer

Esplanade Theatre
                Esplanade ini merupakan sebuah bangunan teater di tepi teluk, di Esplanade park deket mulut sungai Singapura. Ini merupakan wadah dan pusat seni pertunjukkan di Singapura. Esplanade punya ruang konser berkapasitas 1600 tempat duduk, dan teater berkapasitas 2000 tempat duduk untuk pertunjukkan-pertunjukkan yang berlangsung di sana. Esplanade dirancang oleh para arsitek dari DP Architects (Singapore) dan Michael Wilford & Partners (London). Bentuknya kek duren, ada duri-duri runcing yang berperan untuk sirkulasi udara dan pencahayaan dalam gedung. Gedung ini makan biaya sekitar $S 600 juta, yang setara dengan 3,6 trilyun rupiah. Kabarnya gedung ini menimbulkan pro dan kontra sih, soalnya katanya kaca-kaca di tiap durinya itu ga bisa menanggapi kondisi klimatologi Negara Singapura sendiri = green house effect, gitu deh kira-kira
Esplanade theater

The Helix Bridge
Helix bridge : Day and Night

             Jembatan ini dulunya dinamai “Double Helix” didesain ama perusahaan arsitek Australia, Cox Group dan engineers Arup, dibantu perusahaan arsitektur asli Singapura, Architects 61. Konstruksinya ditangani Sato Kogyo Pte Ltd, TTJ Design dan Engineering Pte Ltd. Ini adalah desain helix pertama di dunia, dengan panjang sekitar 280 meter, Helix Bridge dibangun pake 650 ton stainless steel dupleks dan 1000 ton baja karbon. Jembatan ini bisa berbentuk helix yang sangat unik dan membentuk simbolisasi lampu yang bisa diartiin sebagai DNA. Ada pasangan huruf c, g, a, dan t akan menyala yang tentunya masing-masing memiliki arti cytosine, guanine, adenine, dan thymine. Jembatan-jembatan ini menghubungkan antara Esplanade park dengan Marina Bay dan Sands Sky park (Gedung berbentuk kapal yang disangga oleh 3 gedung dibawahnya).


                Mba Distadee malem sebelumnya merekomendasikan untuk nonton Laser Show di Marina Bay Sands. Karena Laser show Cuma ada di jam-jam tertentu malam hari (rata-rata 08.00 pm dan 09.30 pm) akhirnya kami sepakat nunggu di Food Court Marina Bay Sands. Kakiku waktu itu udah sangat gemporrrr dan berasa nyaris copot. Perut sangat keroncongan karena pagi tadi aku cuma sarapan roti panggang. Akhirnya kita hunting di food court dan ketemu makanan paling uenak sedunia yang pernah aku rasain selama di Singapore!!! Roasted Rice Pork seharga 6,5 SGD with Ice Tea O seharga 2 SGD.


             Sumpah, ini makanan enak banget.. apalagi kalo lu gempor maksimal dan keroncongan to the max. Kayak udah ga makan 4 hari tau ga sih *lebay* Apalagi supnya panas, cocok karna aku sempet kedinginan di mallnya *maap orang kampung*
               Oh iya, catetan penting kalo lu pada mau nonton Laser Show, waktu search di internet katanya sih laser show ini diadain di event plaza. Berhubung namanya juga ‘plaza’ aku pikir show ini akan bertempat di suatu gedung plaza yang bernama event. Ternyata aku salah… :| Event plaza adalah panggung terbuka persis di depan Marina Bay Sands, sebrang lautnya Merlion park. Acara berdurasi sekitar 15-20 menit ini gratis, dan jangan tanya seberapa kerennya, KUEREN ABISSSSSSSSSSSSSSSS !!!!!!
Laser Show

            I love the lighting, the sounds, the water, the scene, the bubbles, … everything just so perfect and romantic. Konsepnya agak mirip sama Song of The Sea, here are a little bit video about the laser show :

Ga afdol kalo ke Singapore belum nonton acara ini :P

              Catetan penting lainnya selama jalan-jalan di Mall Marina Bay Sands, hati-hati kalo ditarik macem SPG gitu untuk promosi produk. Gue ditarik SPG kosmetik untuk demo soal kosmetik. I actually just wanna know the product, makanya gue ga langsung kabur. Tapi ternyata die bener-bener SPG persuasive, alias susah untuk dikaburin. Setelah dia demo dan jelasin panjang lebar kosmetik seharga 100 sekian dollar, gue udah menolak berapa kali dan bilang gue backpacker *yang menunjukkan kalo gue kere* akhirnya turun ke harga 60 SGD, dan akhirnya 55 SGD. I should say thanks to mas Agung, I didn’t ask for it, really, but once again thank you.
               Ini dia kosmetik seharga 55 SGD itu. Klaimnya sih katanya terbuat dari emas 24 karat. Baru tau gue kalo emas bisa dijadiin kosmetik.


Finally aku balik hostel dengan segala kegemporan yang tersisa. Hari kedua sukses jalan kaki selama 9 jam. By : Josephine

Backpacker : Bugis Street, Little India, Mustafa Centre


       Hari pertama aku di Singapore aku habiskan dengaaaaaaan JALAN KAKI selama 5 jam penuhhhhhhh! Singapore itu nuansanya cocok banget buat pedestrian. Suasananya bersih, banyak pejalan kaki juga, tertib deeeeh :D
          Tempat pertama yang aku kunjungi adalah Bugis Street. Letaknya ada di sebelah Fu Lao Shu Complex. Bugis Street itu mirip kayak night market di Taiwan, harga-harga yang ditawarkan cenderung murah, lu bisa beli banyak oleh-oleh di sini. Dari gantungan kunci 18 biji seharga 10 SGD, jam tangan seharga 5 SGD, kaos-kaos 3 biji seharga 10 SGD (3 for 10). But actually, aku ga begitu merekomendasikan beli oleh-oleh disini, kenapaaa? Karena di lain hari aku menemukan tempat dimana lu bisa beli gantungan kunci 30 biji seharga 10 SGD!!! Hahahahahaha *kenapa oh kenapa oleh-oleh terjangkau itu cuma gantungan kunci, faktanya kita bisa menemukan gantungan kunci serupa di kota-kota besar di Sumatera :P* mau tau dimana tempat beli oleh-oleh murah? Tetep ikutin cerita blog aku ;p
Penasaran gue apa yang dijual di toko ini (Penasaran doank!! Ga niat masuk!)

              Karena perut begitu keroncongan, maka dibelilah 1 panci *karena piringnya pake panci* fried shredded pork in special sichua sauce rice seharga 4 SGD dan 1 jus buah seharga 1 SGD. Berhubung aku ga ada pantangan makan mungkin aku memang lebih mudah dalam mencari makanan, nah untuk temen-temen muslim di sepanjang pertokoan sebelum Bugis Street itu aku sempet liat tempat makan berlabel Halal. Selain itu makanan halal juga bisa dicari di Kampoeng Arab.

Fried Shredded Pork in Special Sichua Sauce Rice

                Makanan di Singapore yang cukup mengenyangkan tapi terjangkau rata-rata seharga 4-6 SGD. Minumannya yang terjangkau rata-rata seharga 1-3 SGD. 1 Botol air mineral 600 ml rata-rata seharga 60 cent – 90 cent.
               Setelah cukup puas jalan-jalan di Bugis Street aku berniat menuju Mustafa Centre, gak belanja sih, cuma liat-liat aja :P Untuk menuju kesana aku harus mengikuti arah Serangoon Road melewati perkampungan kecil Little India sampai perempatan besar lalu belok kanan untuk menuju Mustafa Centre. Mustafa Centre adalah tempat dimana lu bisa beli barang-barang elektronik bagus, asli, dan berkualitas, tapi dengan harga yang lebih murah. Ohya sebelum sampai ke Mustafa Centre aku sempet masuk ke Takka centre, aku pikir ini ga jauh beda sama Mustafa Centre yang notabene modern, ternyata … JAUH BANGET CUY! *sokgaul* Takka Centre itu lebih mirip kaya pasar tradisionalnya Indonesia cuma lantainya keramik, kamu bisa nemu becek-becek dan bau khas pasar itu ya di sini. Dan yang jelas semuanya bau India!! Dari jualannya cuma jual baju/kain sari khas India, makanannya khas India, aksesoris khas India, dan lain sebagainya. Catetan menarik melewati Little India adalah : suasananya juga India abisss, kayak pergi ke India cuma pulaunya ini di Singapore. Perumahannya gaya India, orangnya banyak India, tulisannya semua tulisan India, dengan bau khas entah menyan entah rempah aku ga ngerti :|

Tempat minum di depan Masjid Anguilla ini bersejarah banget buat gue. Karena dari sejak kedatangan pertama 3,5 tahun yang lalu sampe sekarang posisi dan isi minumannya ga pernah berubah :D

Ohya, Di Singapore itu colokan universalnya mirip kek di Taiwan dan negara-negara bagian China yaitu kaki tiga dengan ujungnya tipis-tipis. Lu bisa dapet colokan ini dengan harga termurah di Mustafa Centre, yaitu 1,8 SGD.
Begini contoh colokannya

Jalan kaki dari Bugis Street ke Mustafa centre ada sekitar 15-20 menitt full jalan kaki, hahahaha gempor abiss. Dan yang ga terlupakan setelah dari Mustafa centre, langit mulai gelap sekitar jam 7 malem waktu setempat (jam 6 sore Waktu Indonesia), aku sempet nyasarrrrr ke arah yang berlawanan. Hal ini disadari setelah baru ngeh, perasaan tadi berangkat tulisannya India semua, kenapa ini mendadak jadi tulisan China semua *.*

            AKhirnya aku yang tadi berangkat dari hostel jam 03.25 pm, pulang kembali ke hostel jam 08.18 pm, nyaris 5 jam FULL jalan kaki. Kaki gue gempor segempor-gempornya. By : Josephine



Baca Juga :


Backpacker : a Hostel, EZ Link Card, and MRT


            Ini adalah lanjutan setelah pembelian tiket online yang sebaiknya lu lakukan, pertama-tama pesanlah hostel murah tapi berkelas. Nah disinilah seperti aku bilang sebelumnya, credit card memang sangat diperlukan buat pesen via internet. Salah satu keuntungan kita pesen duluan tentunya kita jadi tau mesti pergi kemana begitu sampai di airport Changi, all set, semuanya udah beres. Tapi buat aku yang ga punya credit card ini alternatifnya adalah going door to door ke hostel-hostel backpacker di Singapore. Jangan takut! Hostel di Singapore itu udah kayak rambut tumbuh di jenggot, alias banyak. Tinggal kita pinter-pinter milih hostel yang murah dengan fasilitas yang memadai. Kekurangannya, kalo ternyata tanggal liburan kita itu tabrakan sama weekend panjang di suatu Negara, jadilah itu hostel-hostel murah berkualitas pada full-booked, persis kayak aku kemaren, udah H-3 baru ngecek-ngecek hotel ternyata rata-rata full booked semua, mampus ga tuh :P
            Rekomendasiku adalah booking 1 bed model dorm karna itu harga yang paling terjangkau untuk para backpacker. Memang sih, jeleknya privacy kita jadi berkurang dan sangat tergantung sama tetangga bed kita, tapi menurutku sih ga masalah karena toh selama di Singapore itu hostel fungsinya cuma buat numpang molor aja. Ada model khusus female dorm buat para cewek yang ga pengin nyampur 1 kamar sama cowok, rekomendasi hotel yang aku terima adalah di Fernloft Eastcoast/Little India dengan harga yang terjangkau. Klik here. Kalo model mixed dorm itu berarti nyampur cowo dan cewe, kalo elu ga sendirian backpacker aku saranin sih ga usah takut di mixed dorm. Rata-rata para backpacker khususnya western juga punya etika backpacking, dan biasanya mixed dorm itu harganya juga lebih murah.
             Aku harus mengucapkan terima kasih sama mas Agung, rekan seperjalanan selama backpacking di Singapore kemaren, berkat doi akhirnya aku dapet 1 bed model mixed dorm di The Inncrowd Travelers Hub di daerah Little India dengan biaya 20 SGD/bed/night, dibooking untuk 4 malem. The Inncrowd ini lebih mengutamakan guest yang booking via online daripada door to door, hehehe. Aku juga merekomendasikan hostel ini kepada backpacker lainnya, fasilitasnya cukup memadai, dari security yang oke, kamar dorm ber-AC yang bersih, kamar mandi n toilet model country yang juga bersih, 1 locker dengan gembok, free breakfast, free internet n wifi, tersedia dapur yang bisa masak sendiri, bar, living room, dan tempat lesehan buat leyeh-leyeh yang cozy abis. 80-90 % guest di hostel ini adalah western, jadi sekali lagi ga berasa taste Indonesianya dan berasa ganti iklim :P kecuali waktu weekend panjang kemaren, mendadak tetangga-tetangga bed gue yang bule jadi WNI semua, engga cowo engga cewe mulai deh ribut n nggosip ala Indonesia, bikin ga bisa tidur *.*
             Ohiya, cara menuju ke The Inncrowd, dari Changi Airport kemarin aku landing di Terminal 1 Changi Airport. Ikutin arah Arrival Hall sampai menuju ke keimigrasian Singapore.




 Ikutin tanda panah arrival 

 Imigrasi Singapore

               Jangan lupa isi kartu Disembarkation karna Singapore mewajibkan kita untuk mengisi kartu ini SECARA LENGKAP!! Kalo ga lengkap gue sempet liat ada TKW Indonesia yang diomelin petugas imigrasinya, fiuhhh. Jangan khawatir, ada papan petunjuk cara pengisiannya kok, tinggal diliat aja.
Setelah lewat keimigrasian jangan lupa mampir ke Visitor Information dan rampok semua informasi dan peta Singapore, gratisss kok.



      Setelah itu sempet bingung juga sih gimana cara ini menuju ke stasiun MRT karna aku pengen naik MRT. Selidik punya selidik stasiun MRT Changi itu ada di basement terminal 2, nah untuk menuju terminal 2 lu bisa naik ke lantai 2 Terminal 1 dan menuju Skytrain to Terminal 2. Skytrain ini mirip MRT yang mengantarkan kita antar terminal di airport Changi secara gratisss.
Setelah sampai di Terminal 2, turunlah sampai ke lantai paling dasar yaitu di basement. Nahh untuk naik MRT ini bisa dilakukan dengan membeli tiket MRT, ada 2 jenis tiket MRT yang digunakan, yaitu standard ticket yang bisa dibeli melalui mesin tiket yang ada di kanan kiri pintu masuk, caranya pertama-tama kita tentukan dulu tujuan kita mau kemana, lalu kita masukkan uang kita ke mesin, dan tunggu tiket kita keluar *beserta kembaliannya. Kalo ga ngerti gimana cara pakainya lu bisa tanya sama petugas/orang sekitar, mereka sangat terbiasa dengan turis sehingga ga akan segan membantu kita :D
Jenis tiket kedua adalah dengan membeli EZ Link Card, aku sangat merekomendasikan untuk membeli tiket ini. Ini adalah tiket terusan yang bisa lu pake dan isi ulang sampe 5 tahun ke depan sejak tiket dibeli. Pergilah ke Ticket Office di Stasiun MRT, nanti ada paket-paket saldo yang bisa ditawarkan dari 7 SGD, 10 SGD, dan … 1 lagi aku lupa :p Paket berapapun yang lu beli, nanti akan ditambahkan 5 SGD untuk harga tiket, tadinya aku pikir 5 SGD itu adalah deposit yang akan dikembalikan kalo EZ Link Card kita akan di non aktifkan, tapi ternyata 5 SGD itu ga bisa ditebus, kita akan diberi uang sesuai nilai saldo yang ada pada kartu.

           Nahh, setelah EZ Link Card sudah aman di dompet, kita tinggal tempel-tempel aja tuh dompet kita ke sensor mesin. Sensor ini sangat sensitive mendeteksi kartu kita meskipun letaknya di tas/dompet dan nilai saldonya akan muncul di layar di atasnya. Canggih ya.. Kapan Indonesia bisa seluruhnya kayak begini :P
Jangan lupa, Singapore is a fine city, maksudnya apa-apa yang salah di kota Singapore lu bakal kena denda yang ga murah. Jangan makan minum/meludah/merokok selama di MRT karena lu bakal kena denda! Juga setiap ujung bangku ada reserved seat, artinya bangku tersebut khusus untuk para lansia, ibu hamil, ato orang cacat. Jadi seandainya MRT lagi ramai-ramainya dan lu kebagian tempat duduk itu, berikanlah pada orang-orang yang aku sebutin tadi.
Peta MRT Singapore

     Satu catatan penting aku adalah semua MRT dari Changi akan turun di Stasiun Tanah Merah Interchange. Disini kita akan berganti MRT ke arah yang kita tuju. Kalo tujuan lu bukan Simei, Tampines, ato Pasir Ris waktu kita udah sampai di Tanah Merah Interchange keluarlah lewat gate sebelah kiri yang menuju Joo Koon, jangan yang kanan! Keluar di gate kanan khusus untuk ketiga tujuan tadi: Simei, Tampines, dan Pasir Ris. Tujuan aku adalah Bugis *stasiun terdekat The Inncrowd* sehingga aku keluar dari gate kiri. Sebenernya gapapa sih kalo mau keluar lewat kanan, ga akan tersesat, Cuma kan jadi buang-buang waktu aja :P


         Setelah kereta datang, aku pun menuju Bugis. Turun di Stasiun Bugis, aku keluar menuju Exit A *lihat-lihatlah Papan supaya lebih mudah* Setelah sampai di luar aku langsung belok kiri. Nah lihat-lihatlah gedung yang menjulang tinggi dan cari Fu Lao Shu Complex. Ikutin jalannya sampai ke perempatan Sim Lim Tower / Sim Lim Square, kalo lu sampe melewati Bugis Street berarti lu salah jalur :P
          Aku sempet 2x tersesat disini karna penyesuaian otak dengan peta The Inncrowd membutuhkan waktu yang lumayan lama. Tanya orang pun ternyata belum tentu semua ngerti/mau jawab lohhh :|
            Setelah sampai di Perempatan Sim Lim Square / Sim Lim Tower, arahkan diri anda menuju ke Jalan Besar.  Di kiri jalan ada banyak gang-gang kecil dari Mayo Road, Dunlop Street, dan Dickson Road. The Inncrowd ada di Dunlop Street no 73 sebelah kiri jalan!! Kenapa aku sangat menekankan ini soalnya petanya salah banget, panahnya ada di kanan jalan padahal aslinya kiri jalan makanya aku kesasar lagi :|


Peta The Inncrowd, lumayan sedikit ngaco juga nih peta -.-

Ohya sepanjang jalan besar ato masuk ke gang Mayo ato Dunlop ato Dickson ada begitu banyak hostel murah, makanya aku bilang jangan khawatir kalo mau Door to Door juga :P Tetangga The Inncrowd yang cukup aku rekomendasikan adalah Hostel Prince of Wales dengan biaya 22 SGD/bed dengan fasilitas yang kurang lebih sama dengan The Inncrowd. By : Josephine


Baca Juga :