Gw nemu tulisan gw yang gw buat pada hari Senin 14 September 2009 di private blog gw yang lain, dan... entah kenapa gw ngerasa tulisan ini pantas gw angkat di blog gw yang ini. Ga untuk apa-apa sih, gw cuma lagi down aja dan gw ngangkat cerita ini lagi di blog ini supaya gw inget, betapa kuasa Tuhan bekerja dalam hidup gw selama ini lewat orang-orang sekitar gw... Dan gw yakin saat ini Tuhan pun mendampingi gw juga lewat orang-orang sekitar gw...
Have a pleasure read :)
************************************************
Senin, 14 September 2009
PROLOG
Catatan penting : TOLONG DIINGAT
Cerita  ini dibuat BUKAN untuk saya berbesar kepala ataupun untuk membusungkan  dada seperti orang-orang sombong pada umumnya. Bukan! Itu  bukanlah tujuan dari dibuatnya cerita ini dalam blog ini.
Tapi,
cerita ini saya buat
sebagai ucapan terima kasih,
dan gambaran kasih sayang..
seperti antara anak dengan ayahnya..
Antara murid dengan gurunya..
antara yang mencari ilmu dengan sumber ilmu..
antara saya dan beliau
yang mengubah jalan hidup saya..
***
Sekitar bulan Mei 2006.
Gw  dengan baju jeans yang kumel karena lungsuran kepunyaan Tante, juga  dengan celana jeans yang ga jauh beda kumelnya karena smua jeans gw itu  lungsuran (dan gw ga pernah beli jeans baru :D), masih juga  dengan muka  lugu kek muka anak-anak muda yang baru lulus SMA (dan belum jelas  nasibnya ~.~), hari ini tiba-tiba ngerasa dag dig dug dag dig dug..  karena pagi ini adalah pagi wawancara seleksi masuk Fakultas Kedokteran  Universitas Jenderal Soedirman yang berhasil terjaring lewat Ujian  Lokal-1.
Gw masih inget banget..
Pagi itu gw dateng ke calon  kampus baru gw dengan mata bengkak karena semalam lalu gw habis nangis  setelah bertengkar dengan orang tua tentang masalah keuangan (gw ga bisa  cerita masalahnya apa). Intinya pagi ini adalah pagi wawancara calon  maba dimana calon maba dan orang tuanya akan dipertanyakan soal  kesanggupan uang pembangunan yang selama ini menjadi momok kalo lo mo  masuk fakultas kedokteran manapun.
Gw selama 3 tahun SMA mencoba  untuk membangun impian gw di fakultas kedokteran kala itu yang selama  ini notabene memang bergengsi dan gw sendiri juga tertarik dengan  pelajaran biologi. Semula, gw berniat membangun mimpi gw di FK UGM  Jogjakarta karena dari sejak lulus SMP gw memang punya mimpi untuk hidup  di Jogjakarta. Namun di akhir masa SMA gw, gw berubah haluan untuk  mencoba masuk di FK UNS yang bagaimanapun caranya gw pertahanin  nilai-nilai raport gw di atas rata-rata supaya gw bisa masuk fakultas  kedokteran UNS lewat jalur PMDK saat itu. Dan gw cukup percaya diri  dibandingkan sesama pendaftar PMDK selain gw, karena nilai-nilai raport  gw, meskipun bukan yang terbaik sesatu sekolahan, tapi cukup bisa  dibanggakan dibanding mereka yang mendaftar selain gw.
Tetapi singkat cerita, apa daya Tuhan berkata lain.
Yang  mendapat PMDK waktu itu adalah sang juara perunggu Olimpiade Matematika  tingkat Nasional, yang meskipun beda jalur  dari jalur PMDK yang gw ambil tapi tentu saja mau ga mau gw  mesti ngikhlasin juga pada akhirnya ketika pengumuman tersebut resmi  dikeluarkan
Harapan  gw waktu itu tinggal Ujian Mandiri UGM (impian awal gw) yang  pelaksanaan ujian ini sudah dilaksanakan bulan Maret tahun itu. Meskipun  kampus itu adalah kampus awal dimana gw pengin menimba ilmu di situ,  namun terus terang saja gw memang ngerasa ga dibolehin berharap banyak lewat banyaknya “penolakan kecelakaan” dari kampus ini waktu itu.. :D
Kenapa cengar cengir yos? :D
Bayangin  aja dari sejak keberangkatan UM UGM yang tahun itu (2006) gw masih sangat buta  tentang Jogjakarta dan Cuma mengandalkan anteran travel di depan kosan  Kakak gw, gw selalu penuh dengan musibah sampai pada kepulangannya :D
Mulai  dari tas yang berisi buku-buku penting dan baju-baju gw ketinggalan di  travel sewaktu gw turun dan travel langsung menuju ke Solo…  (heheeee  :D)
Lalu Kakak gw yang mau ga mau akhirnya nganterin kemeja dy ke  kampus UGM 5 menit sebelum Ujian dimulai, gara-gara ada banyak gossip  yang bilang : “kalo ujian pake kaos oblong.. lo bakal otomatisasi  dikeluarkan dari ruang ujian dengan tidak terhormat bahkan sebelum  mendapatkan soal!!”=====> gw ngeliatin baju gw waktu itu….. Ohhhhh tidaaaaaakkk… :-O gw pake kaos oblong ala anak2 PUNK…! T.T
…
…
…
(heheeeee  lagiiiiii… :D padahal gw ke jogja bawa kemeja lhoo, sumpah gw bawa!  Tapi entah gimana caranya gw waktu mau berangkat ga inget kalo dalam  situasi genting penentu masa depan seperti ini jangan coba-coba  menganggapnya sama kek maen dan nongkrong sesaat di kampus yang bahkan  belum jadi calon kampus lo.. --- masih calon dari calon kampus lo yos..   ~.~) Akhirnya saking mepetnya waktu, gw masuk ke ruang ujian dengan  kemeja kedodoran milik Kakak gw yang otomatisasi gw memang tidak di  keluarkan dari ruangan itu secara tidak terhormat, tapi gw telah  mendapatkan keterkucilan yang lebih tidak terhormat lagi saat itu karena  gw dianggap duplikasi dari makhluk planet lain yang baru turun ke bumi  dan merasuki badan gw… ~.~”
Dan musibah terakhir adalah….
Kartu pendaftaran gw hilang!!!
Ohhhh..
bukan hilang kok.... ~.~
CUma  ketinggalan di warung makan nun jauh dari kampus UGM yang sempat gw  singgahin sementara sama kakak gw selesai ujian kala itu… padahal kartu  itu penting banget untuk daftar ulang seandainya gw keterima di salah  satu prodi yang gw ambil (dan bodohnya.. ~~atau sombongnya yah...?~~ gw  ambil prodi yang passing grade-nya tinggi2 smua!! :D)
Bayangkan sodara-sodara..
Gw baru sadar kartu itu hilang SETELAH gw balik ke purwokerto 3 hari pasca hari-H UM UGM waktu itu…
...
Gw sebenarnya bukan tipikal orang yang ceroboh,
tapi dengan semua kejadian ini,
Inti dari intinya adalah.. :
GW DIKUTUK GA BOLEH MASUK UGM !
~.~”
…
Dan  akhirnya di sinilah gw, masih dengan mata bengkak, duduk bersebelahan  sama Papa yang waktu itu pake kemeja sama kumelnya dan tas ransel kerja  seperti kebiasaan Papa kalo baru pulang dari ngebor sumur artesis.
Gw sama sekali bukannya ga bangga, sungguh bukan!
(APAPUN yang terjadi, gw SELALU BANGGA dengan ORANG TUA gw!!)
Tapiii… kala itu gw mencoba untuk melihat realita keadaan orang tua gw.
Papa  adalah seorang pekerja serabutan (karena ijazah terakhirnya hanyalah  SMA) yang sering beralih profesi dari peternak bebek, berjualan ikan2 ke  restauran2, aktif di salah satu partai politik besar di negeri ini kala  itu (sampai akhirnya kecewa lalu mengundurkan diri), hingga akhirnya  saat itu (sampai sekarang) adalah seorang tukang bor sumur artesis yang  mencoba mencari sumber mata air dengan 2 bilah lidi dan sepotong karet  gelang hingga dibor menembus kulit bumi demi mendapatkan seciprat air  bersih. Pendapatannya cenderung tidak banyak, dan jelas tidak pasti  juga. Sedangkan Mama waktu itu baru akan memasuki S-1 Keperawatan dari  D-III yang notabene juga akan memakan biaya yang banyak.
Singkat  cerita (gw ga bisa cerita detailnya, Cuma aKhirnya kita sampailah pada  sosok yang pengin gw certain dari awal posting ini  ~~ bertele-tele ya  gw? :p ) Gw masih inget ketika gw sendirian memasuki ruang wawancara di  mana hanya ada 2 orang di dalamnya waktu itu dan gw deg-degan sambil  kemudian duduk di kursi.
Salah satu dari kedua orang itu adalah  seorang wanita paruh baya yang sangat keibuan.. Gw lupa jabatan beliau  kala itu (yang jelas sekarang beliau adalah dekan FKIK), namanya dr.  Retno Widiastuti ato kami biasanya memanggilnya dengan sebutan Bu Asti  (yang gw ga tau kemudian bahwa wanita inilah, yang termasuk ke dalam orang-orang yang membuat aku  berhasil berangkat ke Taiwan dengan penuh perjuangan tahun 2008.)
Di  sampingnya adalah seorang pria yang sudah beruban dan cukup botak (tapi  tetap bersih, rapi, dan wangi ^_^ ) yang saat itu menjabat sebagai  dekan sekaligus pendiri fakultas kedokteran Unsoed yang sangat gw  banggakan, yaitu dr. Mambodyanto Sumoprawiro, SH, MMR.
Wawancara kami sebenarnya cukup singkat.
Gw masih inget ketika bu Asti bertanya, “Bisa bahasa inggris?”
Dan  gw dengan percaya diri (karena udah persiapan sebelumnya ~.~) langsung  menjawab dengan pasti dan lantang, “I can not speak too much well… but  I’ll try!”
Jawaban gw, seinget gw,
membuat pria kebapakan di sampingnya ini menatap gw dengan seksama.
Dan di akhir wawancara itu dr. Mambo menanggapi jawaban gw dari pertanyaan : “kenapa pengin banget masuk fakultas kedokteran?”
Lalu gw jawab klasik : “cita2 dari kecil”,
gw inget dr. Mambo berceletuk dengan gurauannya, “Yakiiiiin? Bukan karena pengin cari pacar sesama dokter juga?? :D” yang membuat gw ikut tertawa dengan joke tersebut bersama beliau setelah sebelumnya muka gw tegang dan serius banget.
***
3 tahun lebih telah berlalu..
Hari ini, 14 September 2009,
Gw   abis ngeliatin poster ilmiah yang dipajang di depan ruang Kajur dan  mau kembali ke depan kelas untuk kumpulan asdos anatomi yang mau foto di  studio untuk dipajang di lab anatomi. Tiba-tiba, ketika melewati mobil  dengan plat nomor  “R 474 DR” muncullah sesosok Bapak yang udah gw kenal  ini, dr.Mambodyanto, dari sejak 3 tahun yang lalu, dan dia berceletuk  ketika melihat ada gw, “Yooos….sefin.. ya??” sambil tersenyum.
Gw  selalu salut ketika beliau selalu berhasil menyebutkan nama gw tanpa  meleset sejak 3 tahun yang lalu, di antara sekian buaaaaanyak mahasiswa  kedokteran yang beliau terima dari awal berdiri tahun 2001 lalu. Beliau  memanglah dokter yang sangat ramah, dan pasti banyaaakkk mahasiswa2 lain  selain gw yang beliau hafal (misalnya mba Dewi 2001). Tapi tetap saja,  bagi gw dengan image baru di sana sini yang ga sedikit orang bilang gw  sangat berbeda dibanding gw yang dulu , suasana ketika beliau menyebut  nama gw adalah suasana yang begitu ajaib dan langsung tercatat di memori  gw menyadari mantan direktur Rumah Sakit Margono ini masih mengingat gw  dengan begitu baik.
Gw dari dulu selalu punya keinginan untuk  mengobrol bersama beliau setiap kami bertemu baik langsung maupun tidak  langsung. Namun 3 tahun ini kami benar-benar hanya sekedar bertemu di  lorong.. di mana gw mau kemana dan beliau juga mau kemana dengan segala  kesibukannya sebagai Ketua Jurusan Kedokteran. Sehingga setiap kami  bertemu kami hanyalah saling tersenyum dan sesekali beliau menyebut nama  gw ketika gw menyapa beliau. Tapi cukup sampai di situ.. dan memang  hanya di situ sehingga gw sama sekali ga pernah mengobrol lama bersama  beliau di luar urusan akademis.
Tapi hari ini Nampaknya akan menjadi berbeda..
Gw  langsung menjawab, “Iya dok..” lalu tersenyum dan menghampiri beliau di  samping pintu mobil kemudian langsung berjabat tangan dan mencium  tangan beliau.
“Kamuuu… yang rumahnyaaaa bukateja itu ya??” Tanya beliau.
Hehe..  entah gimana caranya kenapa selama 3 tahun ini juga beliau selalu salah  menebak rumah gw. Dari mandiraja.. purwonegoro.. sesekali banjarnegara  (bener sih, tapi terlalu luas Dok.. ~.~) sampai sekarang ini adalah  bukateja..
Gw biasanya mengkoreksi pertanyaan itu  dengan  menjawab, “Klampok dok.. ” sambil nyengir2 kuda :D di mana beliau  biasanya Cuma mengangguk2 mecoba mengingat-ingat sambil tertawa maklum  yang seolah mengatakan, “Ahhh… saya sudah cukup umur..”
tapi kali  ini, entah kenapa, gw Cuma bisa mengangguk-angguk menghormati tanpa  berusaha mengoreksi, ketika tiba-tiba beliau bertanya sambil  menepuk-nepuk bahu gw dengan sangat kebapakan, “Gimana kabar Papa??”
Gw dengan sedikit tertegun menjawab sambil tersenyum, “Sehat-sehat aja dok.. Dokter apa kabar?”
Gw inget..
Baru  kurang lebih 1 tahun yang lalu gw mendengar kontroversi pemilihan Kajur  Baru antara golongan tua dan golongan muda dalam kampus kami (politik  dalam kampus), yang membuat jabatan beliau sebagai Kajur akan digantikan  dengan seorang dokter dari golongan muda setelah pemilihan tersebut.
Gw ga bakal banyak cerita deh soal kontroversi ini *tutup mulut.com :D
Yang jelas gw juga masih inget..
Ketika  beliau mengajar mata kuliah “Manajemen Rumah Sakit” di kelas kami blok  CHEM 4, dengan tersirat (dan hanya disadari oleh mahasiswa2 tertentu)  beliau mengatakan, “Orang-orang yang melupakan sejarah adalah  orang-orang yang kualat..” Tidak banyak yang mengetahui, betapa  kekecewaan beliau sebagai pendiri dan pemerjuang berdirinya Kampus ini  sejak tahun 90 akhir (yang tentu prosesnya tidaklah mudah untuk  mendirikan sebuah fakultas kedokteran) tersirat dalam kalimat tersebut.
Beliau hanya menjawab pertanyaan gw  tentang kabarnya sambil tersenyum, “Baik.. baik.. Kamu belajar ya..” nasehat itu terlontar dari mulut beliau.
Tapi  gw udah keburu bertanya, “Dokter sekarang di mana dok?” karena issue  terakhir yang gw denger beliau akan menjadi dekan Fakultas Kedokteran  UMP (yang lalu dibantah oleh dr. Mambo dan ketua DPM kami kemudian *entah sekarang*)
Dan  beliau lalu menjawab dengan hikmat, “Yah.. saya masih di sini-sini aja  kok. Lho kalo ga ada saya itu kakak-kakak kelasmu banyak yang di DO lho.  Ga ada sih yang membela mahasiswa!”
“Iya dok..
 banyak yang kehilangan kalo dokter ga ada..” jawab gw benar-benar sungguh-sungguh.
Dan  beliau langsung melanjutkan ceritanya lagi, “Kemarin banyak orang tua  mahasiswa yang sampai demo ke rektor.. cuma yah.. akhirnya ya sudahlah..  saya lebih baik mengundurkan diri saja..”
Mungkin gw yang salah.
Tapi gw menangkap guratan kekecewaan dalam setiap kalimat yang beliau ucapkan.. dan gw trenyuh mendengar hal itu..
Beliau langsung kembali pada nasehatnya, “Kamu belajar ya!” sambil memandang gw dengan mata yang tajam. “Selama ini kamu yang tertinggi terus lho..”
Dan gw yang tadinya masih bingung harus menanggapi apa jadi terbelalak, “Hah?? Maksudnya dok??”
Beliau tersenyum, “Iya.. iya. ini saya mau bawa ke Diknas..”  kata beliau sambil membuka map yang dibawanya, dang gw pun melihat  sederetan nama dan IPK anak-anak angkatan gw, dan dy langsung menuju ke  bagian nama gw.
“Oooo… kamu kedua sekarang. Yang pertama ini Gina yang kembar itu ya??” Tanya beliau seperti seolah sedang bertanya pada dirinya sendiri.
“I-iya.. dok..” jawab gw masih ga ngeh. Meskipun dimas pernah bilang ini sama gw tapi gw cenderung ga percaya.
Beliau melanjutkan, “Ooo…  bedanya Cuma 0,01 IPK kalian. Gina 3,69 kamu 3,68. Biasanya kamu yang  tertinggi! Haha… saya masih ingat pak Ruby belain kamu waktu itu… Ini  nii.. yang nomer 1! Yang paling pinter, katanya!” *2010 : Sodara-sodara!! PLIS, sekarang ga gitu lagi situasinya, huahahahaha :p kalo mau diurutin gw bukan yang nomer 1 kok, setau gw si kembar gina gita itu yang peringkatnya paling jos, dan gw biasa2 aja n_n * tawa beliau sambil menepuk-nepuk bahu gw dengan penuh kasih sayang kebapakan sampe ngebuat hati gw bener-bener tersentuh..
Gw  ga tau mau nanggepin apa,, (mestinya gw bantah pernyataan itu karena gw  bener-bener ga ngerasa pantas mendapatkannya karena image tersebut  adalah image yang dibuat oleh Papa sebelum  gw masuk ke kampus ini. Tapi  gw Cuma bisa speechless saking tersentuhnya..), “A-Apa iya… dok..?”
“Ooo iyaa.. saya ingat orang-orang yang dititipkan ke saya. Termasuk si kembar juga..” jawab beliau sambil tersenyum.
Gw, “…….….” Masih mengangguk-angguk speechless..
Beliau lalu mengeluarkan kunci mobilnya, “Ya sudah.. saya mau ke Diknas dulu ya.. kamu belajar ya..” Lalu  beliau membalikkan badannya dan memasukkan kunci  tersebut ke pintu  mobilnya. Dan sempat menengok lagi ke gw sambil menunjukkan telunjuknya  mengarah ke gw, “Belajar..!” 
Tatapan itu tajam.
Dan gw tau kalimat pendek itu adalah kalimat yang sungguh-sungguh.
“Iya  dok…” Jawab gw sungguh-sungguh juga meskipun masih terkesima, dan  beliau membalikkan tubuhnya lagi berusaha membuka pintu mobil tersebut.
Dan gw pun untungnya tersadar sebelum terlambat…
Kesempatan ini belum tentu akan datang dua kali dalam hidupmu yos.
“Dok..
banyak yang sayang sama dokter Mambo.…
Termasuk saya……”
…
Ucapan ini,
Adalah ucapan yang sungguh-sungguh…
Yang sudah lama ingin keluar selama 3 tahun dari seseorang yang 3 tahun lalu berubah nasibnya karena keputusan beliau…
Gw  bukan anak pejabat-pejabat penting, anak dokter-dokter, dosen-dosen  atopun orang penting di akademisi, Gw adalah anak tukang bor sumur, yang  masuk FK dengan nominal terendah dari Ujian Lokal 1 (kalo SPMB lain  cerita) sampai sahabat gw yang waktu itu masuk bareng gw  terheran-heran pake pelet apa gw di kampus ini..
Gw, yang sempat dengan orang tua pada  mulanya kebingungan dengan kebutuhan biaya kuliah di kampus ini, tapi di  sini juga gw dapet beasiswa dan gratis menuntut ilmu bahkan cenderung  benefit karena beasiswa yang gw dapet melebihi uang pembangunan gw dulu,  dan itu semua juga karena Tuhan pakai beliau!
Gw yang dulu ga  kebayang bisa jalan-jalan kemana yang gw mau, sekarang punya segudang  cerita perjuangan untuk gw wariskan kelak ke anak cucu gw..
Gw..
Ga   bisa berkata-kata lain tentang seberapa besar rasa terima kasih yang  ingin gw ucapkan pada beliau, selain ungkapan sungguh-sungguh yang gw  ucapkan barusan..
Dan gw ga tau apa ekspresi beliau setelah  gw ngucapin ini, karena beliau masih berdiri membelakangi gw. Meskipun  gw sempet liat aktivitas beliau membuka pintu mobilnya sempat terhenti  sesaat.
…
(mungkin berpikir, “Lagi ngapain si ni makhluk ga jelas??” heheheeee… *itu yang bakal gw pikir kalo gw jadi dy :D *)
Dan  beliau bergumam sendiri yang gw udah ga bisa denger beliau bilang apa,  kalo ga salah masih tentang kedua-kesatu gitu, dan akhirnya beliau masuk  mobil setelah berhasil membuka pintu tersebut. Gw menunggu mobil  Raja Dokter itu (R 474 DR) pergi dan gw melambaikan tangan sambil mengangguk menghormati  seperti beliau juga melambaikan tangan ke gw, tersenyum dan pergi.
Setelah ini gw ga yakin apa yang akan terjadi kemudian,
Gw langsung sibuk dengan urusan gw sendiri dan gw yakin beliau pasti lebih sibuk! Tapi setidaknya gw bersyukur gw sempat mengucapkan terima kasih yang  tersirat sedalam-dalam nya gw bisa ucapkan kepada orang-orang yang  berjasa dalam hidup gw….
*****************************************
Dan Tuhan..
saat ini aku mau percaya, Tuhan
Engkau bekerja di dalamku lewat orang-orang di sekelilingku..
Tak akan pernah Kau tinggalkan domba yang kesepian dan tersesat..
Cerita hidup yang amat sangat berkebalikan dari sejak kecil sampai sekarang telah Kau rencanakan sedemikian indah, karna itu aku ga boleh takut dengan masa depan...
Hanya kepadaMu aku boleh berharap, dan hanya kepadaMu aku boleh mengalamatkan kebahagiaanku..
Dan puji syukur secara khusus gw ucapkan hanya kepada Tuhan…..
Karena rangkaian cerita ini,
belum tentu akan terulang lagi untuk kedua kalinya dalam hidup gw…
===============================================
Sekilas dr.Mambodyanto :
- Direktur  Rumah Sakit MArgono tahun 1998, di bawah kepemimpinannya mendapat  penghargaan dari Presiden Megawati sebagai Rumah Sakit Citra Pelayanan  Prima, Gugus Kendali Mutu Manajemen (mendapat 2 kali medali perak),  Rumah Sakit Terakreditasi Sempurna dan Rumah Sakit Pendidikan.
Penghargaan pribadi yang pernah diterima : 
- The Best Action Plan Award dari Australia 
- Dokter Teladan TK II Banyumas tahun 1986 
- Juara 1 Lomba Taman Rumah Luga Tk Karisidenan Th 1990 
- Juara 1 Lomba Taman Luga Tingkat Propinsi Tahun 1990 
- Juara 1 Lomba Taman Luga Tingkat Nasional Tahun 1991 
- Juri Nasional Lomba Taman Tahun 1995 
- Juara 1 Tingkat Propinsi Kalpataru Tahun 1996 
- Juara 1 Tingkat Nasional Kalpataru Tahun 1996 
- Penerima Kalpataru Dalam Kategori ”Pembina Lingkungan” dari Presiden Tahun 1996 
-Narasumber Pelatihan Kader Pengelola Lingkungan Hidup 1998 
-Top Executive Indonesia Tahun 1998 
-Man and Woman Of The Year Jawa-Bali Tahun 1998 
-Citra KArya Bakti Husada Tahun 1999 
-(IASP II) District And Provincial Hospital Management & Asministration In Australia Tahun 2000
-The Best Award Gold Priority 2001 Tingkat Nasional “Pengabdian dan Perjuangan Reformasi” 
-Best Action Plan Tahun 2002 
-Penerima Penghargaan Kalpataru 1980-2001 di Istana Negara Tahun 2002 
-Asean Best Executive Awards 2005-2006 dari Internasional Presentation Awards.
-Penerima  Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan dalam Rangkaian “Hari Cinta  Puspa dan Satwa Nasional” di Istana Wakil Presiden RI tahun 2008
-Selebihnya silakan browsing sendiri di internet dengan keyword “Mambodyanto”
mba boleh tau nama panjang si kembar gita gina, ga? atau akun medsosnya, mungkin? mau kontak nih. tks
ReplyDelete