Saturday, November 13, 2010

Lelaki Itu.... Aku menyayanginya... :)

Gw nemu tulisan gw yang gw buat pada hari Senin 14 September 2009 di private blog gw yang lain, dan... entah kenapa gw ngerasa tulisan ini pantas gw angkat di blog gw yang ini. Ga untuk apa-apa sih, gw cuma lagi down aja dan gw ngangkat cerita ini lagi di blog ini supaya gw inget, betapa kuasa Tuhan bekerja dalam hidup gw selama ini lewat orang-orang sekitar gw... Dan gw yakin saat ini Tuhan pun mendampingi gw juga lewat orang-orang sekitar gw...

Have a pleasure read :)


************************************************
Senin, 14 September 2009
PROLOG

Catatan penting : TOLONG DIINGAT
Cerita ini dibuat BUKAN untuk saya berbesar kepala ataupun untuk membusungkan dada seperti orang-orang sombong pada umumnya. Bukan! Itu bukanlah tujuan dari dibuatnya cerita ini dalam blog ini.

Tapi,
cerita ini saya buat
sebagai ucapan terima kasih,
dan gambaran kasih sayang..
seperti antara anak dengan ayahnya..
Antara murid dengan gurunya..
antara yang mencari ilmu dengan sumber ilmu..

antara saya dan beliau
yang mengubah jalan hidup saya..


***

Sekitar bulan Mei 2006.
Gw dengan baju jeans yang kumel karena lungsuran kepunyaan Tante, juga dengan celana jeans yang ga jauh beda kumelnya karena smua jeans gw itu lungsuran (dan gw ga pernah beli jeans baru :D), masih juga dengan muka lugu kek muka anak-anak muda yang baru lulus SMA (dan belum jelas nasibnya ~.~), hari ini tiba-tiba ngerasa dag dig dug dag dig dug.. karena pagi ini adalah pagi wawancara seleksi masuk Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman yang berhasil terjaring lewat Ujian Lokal-1.

Gw masih inget banget..
Pagi itu gw dateng ke calon kampus baru gw dengan mata bengkak karena semalam lalu gw habis nangis setelah bertengkar dengan orang tua tentang masalah keuangan (gw ga bisa cerita masalahnya apa). Intinya pagi ini adalah pagi wawancara calon maba dimana calon maba dan orang tuanya akan dipertanyakan soal kesanggupan uang pembangunan yang selama ini menjadi momok kalo lo mo masuk fakultas kedokteran manapun.

Gw selama 3 tahun SMA mencoba untuk membangun impian gw di fakultas kedokteran kala itu yang selama ini notabene memang bergengsi dan gw sendiri juga tertarik dengan pelajaran biologi. Semula, gw berniat membangun mimpi gw di FK UGM Jogjakarta karena dari sejak lulus SMP gw memang punya mimpi untuk hidup di Jogjakarta. Namun di akhir masa SMA gw, gw berubah haluan untuk mencoba masuk di FK UNS yang bagaimanapun caranya gw pertahanin nilai-nilai raport gw di atas rata-rata supaya gw bisa masuk fakultas kedokteran UNS lewat jalur PMDK saat itu. Dan gw cukup percaya diri dibandingkan sesama pendaftar PMDK selain gw, karena nilai-nilai raport gw, meskipun bukan yang terbaik sesatu sekolahan, tapi cukup bisa dibanggakan dibanding mereka yang mendaftar selain gw.

Tetapi singkat cerita, apa daya Tuhan berkata lain.
Yang mendapat PMDK waktu itu adalah sang juara perunggu Olimpiade Matematika tingkat Nasional, yang meskipun beda jalur dari jalur PMDK yang gw ambil tapi tentu saja mau ga mau gw mesti ngikhlasin juga pada akhirnya ketika pengumuman tersebut resmi dikeluarkan

Harapan gw waktu itu tinggal Ujian Mandiri UGM (impian awal gw) yang pelaksanaan ujian ini sudah dilaksanakan bulan Maret tahun itu. Meskipun kampus itu adalah kampus awal dimana gw pengin menimba ilmu di situ, namun terus terang saja gw memang ngerasa ga dibolehin berharap banyak lewat banyaknya “penolakan kecelakaan” dari kampus ini waktu itu.. :D

Kenapa cengar cengir yos? :D
Bayangin aja dari sejak keberangkatan UM UGM yang tahun itu (2006) gw masih sangat buta tentang Jogjakarta dan Cuma mengandalkan anteran travel di depan kosan Kakak gw, gw selalu penuh dengan musibah sampai pada kepulangannya :D

Mulai dari tas yang berisi buku-buku penting dan baju-baju gw ketinggalan di travel sewaktu gw turun dan travel langsung menuju ke Solo… (heheeee :D)
Lalu Kakak gw yang mau ga mau akhirnya nganterin kemeja dy ke kampus UGM 5 menit sebelum Ujian dimulai, gara-gara ada banyak gossip yang bilang : “kalo ujian pake kaos oblong.. lo bakal otomatisasi dikeluarkan dari ruang ujian dengan tidak terhormat bahkan sebelum mendapatkan soal!!”=====> gw ngeliatin baju gw waktu itu….. Ohhhhh tidaaaaaakkk… :-O gw pake kaos oblong ala anak2 PUNK…! T.T



(heheeeee lagiiiiii… :D padahal gw ke jogja bawa kemeja lhoo, sumpah gw bawa! Tapi entah gimana caranya gw waktu mau berangkat ga inget kalo dalam situasi genting penentu masa depan seperti ini jangan coba-coba menganggapnya sama kek maen dan nongkrong sesaat di kampus yang bahkan belum jadi calon kampus lo.. --- masih calon dari calon kampus lo yos.. ~.~) Akhirnya saking mepetnya waktu, gw masuk ke ruang ujian dengan kemeja kedodoran milik Kakak gw yang otomatisasi gw memang tidak di keluarkan dari ruangan itu secara tidak terhormat, tapi gw telah mendapatkan keterkucilan yang lebih tidak terhormat lagi saat itu karena gw dianggap duplikasi dari makhluk planet lain yang baru turun ke bumi dan merasuki badan gw… ~.~”

Dan musibah terakhir adalah….
Kartu pendaftaran gw hilang!!!

Ohhhh..
bukan hilang kok.... ~.~
CUma ketinggalan di warung makan nun jauh dari kampus UGM yang sempat gw singgahin sementara sama kakak gw selesai ujian kala itu… padahal kartu itu penting banget untuk daftar ulang seandainya gw keterima di salah satu prodi yang gw ambil (dan bodohnya.. ~~atau sombongnya yah...?~~ gw ambil prodi yang passing grade-nya tinggi2 smua!! :D)

Bayangkan sodara-sodara..
Gw baru sadar kartu itu hilang SETELAH gw balik ke purwokerto 3 hari pasca hari-H UM UGM waktu itu…




...



Gw sebenarnya bukan tipikal orang yang ceroboh,
tapi dengan semua kejadian ini,
Inti dari intinya adalah.. :
GW DIKUTUK GA BOLEH MASUK UGM !
~.~”




Dan akhirnya di sinilah gw, masih dengan mata bengkak, duduk bersebelahan sama Papa yang waktu itu pake kemeja sama kumelnya dan tas ransel kerja seperti kebiasaan Papa kalo baru pulang dari ngebor sumur artesis.

Gw sama sekali bukannya ga bangga, sungguh bukan!
(APAPUN yang terjadi, gw SELALU BANGGA dengan ORANG TUA gw!!)
Tapiii… kala itu gw mencoba untuk melihat realita keadaan orang tua gw.

Papa adalah seorang pekerja serabutan (karena ijazah terakhirnya hanyalah SMA) yang sering beralih profesi dari peternak bebek, berjualan ikan2 ke restauran2, aktif di salah satu partai politik besar di negeri ini kala itu (sampai akhirnya kecewa lalu mengundurkan diri), hingga akhirnya saat itu (sampai sekarang) adalah seorang tukang bor sumur artesis yang mencoba mencari sumber mata air dengan 2 bilah lidi dan sepotong karet gelang hingga dibor menembus kulit bumi demi mendapatkan seciprat air bersih. Pendapatannya cenderung tidak banyak, dan jelas tidak pasti juga. Sedangkan Mama waktu itu baru akan memasuki S-1 Keperawatan dari D-III yang notabene juga akan memakan biaya yang banyak.

Singkat cerita (gw ga bisa cerita detailnya, Cuma aKhirnya kita sampailah pada sosok yang pengin gw certain dari awal posting ini ~~ bertele-tele ya gw? :p ) Gw masih inget ketika gw sendirian memasuki ruang wawancara di mana hanya ada 2 orang di dalamnya waktu itu dan gw deg-degan sambil kemudian duduk di kursi.

Salah satu dari kedua orang itu adalah seorang wanita paruh baya yang sangat keibuan.. Gw lupa jabatan beliau kala itu (yang jelas sekarang beliau adalah dekan FKIK), namanya dr. Retno Widiastuti ato kami biasanya memanggilnya dengan sebutan Bu Asti (yang gw ga tau kemudian bahwa wanita inilah, yang termasuk ke dalam orang-orang yang membuat aku berhasil berangkat ke Taiwan dengan penuh perjuangan tahun 2008.)

Di sampingnya adalah seorang pria yang sudah beruban dan cukup botak (tapi tetap bersih, rapi, dan wangi ^_^ ) yang saat itu menjabat sebagai dekan sekaligus pendiri fakultas kedokteran Unsoed yang sangat gw banggakan, yaitu dr. Mambodyanto Sumoprawiro, SH, MMR.

Wawancara kami sebenarnya cukup singkat.
Gw masih inget ketika bu Asti bertanya, “Bisa bahasa inggris?”
Dan gw dengan percaya diri (karena udah persiapan sebelumnya ~.~) langsung menjawab dengan pasti dan lantang, “I can not speak too much well… but I’ll try!”

Jawaban gw, seinget gw,
membuat pria kebapakan di sampingnya ini menatap gw dengan seksama.

Dan di akhir wawancara itu dr. Mambo menanggapi jawaban gw dari pertanyaan : “kenapa pengin banget masuk fakultas kedokteran?”
Lalu gw jawab klasik : “cita2 dari kecil”,
gw inget dr. Mambo berceletuk dengan gurauannya, “Yakiiiiin? Bukan karena pengin cari pacar sesama dokter juga?? :D” yang membuat gw ikut tertawa dengan joke tersebut bersama beliau setelah sebelumnya muka gw tegang dan serius banget.


***


3 tahun lebih telah berlalu..

Hari ini, 14 September 2009,
Gw abis ngeliatin poster ilmiah yang dipajang di depan ruang Kajur dan mau kembali ke depan kelas untuk kumpulan asdos anatomi yang mau foto di studio untuk dipajang di lab anatomi. Tiba-tiba, ketika melewati mobil dengan plat nomor “R 474 DR” muncullah sesosok Bapak yang udah gw kenal ini, dr.Mambodyanto, dari sejak 3 tahun yang lalu, dan dia berceletuk ketika melihat ada gw, “Yooos….sefin.. ya??” sambil tersenyum.

Gw selalu salut ketika beliau selalu berhasil menyebutkan nama gw tanpa meleset sejak 3 tahun yang lalu, di antara sekian buaaaaanyak mahasiswa kedokteran yang beliau terima dari awal berdiri tahun 2001 lalu. Beliau memanglah dokter yang sangat ramah, dan pasti banyaaakkk mahasiswa2 lain selain gw yang beliau hafal (misalnya mba Dewi 2001). Tapi tetap saja, bagi gw dengan image baru di sana sini yang ga sedikit orang bilang gw sangat berbeda dibanding gw yang dulu , suasana ketika beliau menyebut nama gw adalah suasana yang begitu ajaib dan langsung tercatat di memori gw menyadari mantan direktur Rumah Sakit Margono ini masih mengingat gw dengan begitu baik.

Gw dari dulu selalu punya keinginan untuk mengobrol bersama beliau setiap kami bertemu baik langsung maupun tidak langsung. Namun 3 tahun ini kami benar-benar hanya sekedar bertemu di lorong.. di mana gw mau kemana dan beliau juga mau kemana dengan segala kesibukannya sebagai Ketua Jurusan Kedokteran. Sehingga setiap kami bertemu kami hanyalah saling tersenyum dan sesekali beliau menyebut nama gw ketika gw menyapa beliau. Tapi cukup sampai di situ.. dan memang hanya di situ sehingga gw sama sekali ga pernah mengobrol lama bersama beliau di luar urusan akademis.

Tapi hari ini Nampaknya akan menjadi berbeda..

Gw langsung menjawab, “Iya dok..” lalu tersenyum dan menghampiri beliau di samping pintu mobil kemudian langsung berjabat tangan dan mencium tangan beliau.

“Kamuuu… yang rumahnyaaaa bukateja itu ya??” Tanya beliau.
Hehe.. entah gimana caranya kenapa selama 3 tahun ini juga beliau selalu salah menebak rumah gw. Dari mandiraja.. purwonegoro.. sesekali banjarnegara (bener sih, tapi terlalu luas Dok.. ~.~) sampai sekarang ini adalah bukateja..

Gw biasanya mengkoreksi pertanyaan itu dengan menjawab, “Klampok dok.. ” sambil nyengir2 kuda :D di mana beliau biasanya Cuma mengangguk2 mecoba mengingat-ingat sambil tertawa maklum yang seolah mengatakan, “Ahhh… saya sudah cukup umur..”

tapi kali ini, entah kenapa, gw Cuma bisa mengangguk-angguk menghormati tanpa berusaha mengoreksi, ketika tiba-tiba beliau bertanya sambil menepuk-nepuk bahu gw dengan sangat kebapakan, “Gimana kabar Papa??”

Gw dengan sedikit tertegun menjawab sambil tersenyum, “Sehat-sehat aja dok.. Dokter apa kabar?”

Gw inget..
Baru kurang lebih 1 tahun yang lalu gw mendengar kontroversi pemilihan Kajur Baru antara golongan tua dan golongan muda dalam kampus kami (politik dalam kampus), yang membuat jabatan beliau sebagai Kajur akan digantikan dengan seorang dokter dari golongan muda setelah pemilihan tersebut.

Gw ga bakal banyak cerita deh soal kontroversi ini *tutup mulut.com :D

Yang jelas gw juga masih inget..
Ketika beliau mengajar mata kuliah “Manajemen Rumah Sakit” di kelas kami blok CHEM 4, dengan tersirat (dan hanya disadari oleh mahasiswa2 tertentu) beliau mengatakan, “Orang-orang yang melupakan sejarah adalah orang-orang yang kualat..” Tidak banyak yang mengetahui, betapa kekecewaan beliau sebagai pendiri dan pemerjuang berdirinya Kampus ini sejak tahun 90 akhir (yang tentu prosesnya tidaklah mudah untuk mendirikan sebuah fakultas kedokteran) tersirat dalam kalimat tersebut.

Beliau hanya menjawab pertanyaan gw tentang kabarnya sambil tersenyum, “Baik.. baik.. Kamu belajar ya..” nasehat itu terlontar dari mulut beliau.

Tapi gw udah keburu bertanya, “Dokter sekarang di mana dok?” karena issue terakhir yang gw denger beliau akan menjadi dekan Fakultas Kedokteran UMP (yang lalu dibantah oleh dr. Mambo dan ketua DPM kami kemudian *entah sekarang*)

Dan beliau lalu menjawab dengan hikmat, “Yah.. saya masih di sini-sini aja kok. Lho kalo ga ada saya itu kakak-kakak kelasmu banyak yang di DO lho. Ga ada sih yang membela mahasiswa!”

“Iya dok..
banyak yang kehilangan kalo dokter ga ada..” jawab gw benar-benar sungguh-sungguh.

Dan beliau langsung melanjutkan ceritanya lagi, “Kemarin banyak orang tua mahasiswa yang sampai demo ke rektor.. cuma yah.. akhirnya ya sudahlah.. saya lebih baik mengundurkan diri saja..”

Mungkin gw yang salah.
Tapi gw menangkap guratan kekecewaan dalam setiap kalimat yang beliau ucapkan.. dan gw trenyuh mendengar hal itu..

Beliau langsung kembali pada nasehatnya, “Kamu belajar ya!” sambil memandang gw dengan mata yang tajam. “Selama ini kamu yang tertinggi terus lho..”

Dan gw yang tadinya masih bingung harus menanggapi apa jadi terbelalak, “Hah?? Maksudnya dok??”

Beliau tersenyum, “Iya.. iya. ini saya mau bawa ke Diknas..” kata beliau sambil membuka map yang dibawanya, dang gw pun melihat sederetan nama dan IPK anak-anak angkatan gw, dan dy langsung menuju ke bagian nama gw.

“Oooo… kamu kedua sekarang. Yang pertama ini Gina yang kembar itu ya??” Tanya beliau seperti seolah sedang bertanya pada dirinya sendiri.

“I-iya.. dok..” jawab gw masih ga ngeh. Meskipun dimas pernah bilang ini sama gw tapi gw cenderung ga percaya.

Beliau melanjutkan, “Ooo… bedanya Cuma 0,01 IPK kalian. Gina 3,69 kamu 3,68. Biasanya kamu yang tertinggi! Haha… saya masih ingat pak Ruby belain kamu waktu itu… Ini nii.. yang nomer 1! Yang paling pinter, katanya!” *2010 : Sodara-sodara!! PLIS, sekarang ga gitu lagi situasinya, huahahahaha :p kalo mau diurutin gw bukan yang nomer 1 kok, setau gw si kembar gina gita itu yang peringkatnya paling jos, dan gw biasa2 aja n_n * tawa beliau sambil menepuk-nepuk bahu gw dengan penuh kasih sayang kebapakan sampe ngebuat hati gw bener-bener tersentuh..

Gw ga tau mau nanggepin apa,, (mestinya gw bantah pernyataan itu karena gw bener-bener ga ngerasa pantas mendapatkannya karena image tersebut adalah image yang dibuat oleh Papa sebelum gw masuk ke kampus ini. Tapi gw Cuma bisa speechless saking tersentuhnya..), “A-Apa iya… dok..?”

“Ooo iyaa.. saya ingat orang-orang yang dititipkan ke saya. Termasuk si kembar juga..” jawab beliau sambil tersenyum.

Gw, “…….….” Masih mengangguk-angguk speechless..

Beliau lalu mengeluarkan kunci mobilnya, “Ya sudah.. saya mau ke Diknas dulu ya.. kamu belajar ya..” Lalu beliau membalikkan badannya dan memasukkan kunci tersebut ke pintu mobilnya. Dan sempat menengok lagi ke gw sambil menunjukkan telunjuknya mengarah ke gw, “Belajar..!”


Tatapan itu tajam.
Dan gw tau kalimat pendek itu adalah kalimat yang sungguh-sungguh.


“Iya dok…” Jawab gw sungguh-sungguh juga meskipun masih terkesima, dan beliau membalikkan tubuhnya lagi berusaha membuka pintu mobil tersebut.


Dan gw pun untungnya tersadar sebelum terlambat…
Kesempatan ini belum tentu akan datang dua kali dalam hidupmu yos.
“Dok..
banyak yang sayang sama dokter Mambo.…

Termasuk saya……”



Ucapan ini,
Adalah ucapan yang sungguh-sungguh…
Yang sudah lama ingin keluar selama 3 tahun dari seseorang yang 3 tahun lalu berubah nasibnya karena keputusan beliau…


Gw bukan anak pejabat-pejabat penting, anak dokter-dokter, dosen-dosen atopun orang penting di akademisi, Gw adalah anak tukang bor sumur, yang masuk FK dengan nominal terendah dari Ujian Lokal 1 (kalo SPMB lain cerita) sampai sahabat gw yang waktu itu masuk bareng gw terheran-heran pake pelet apa gw di kampus ini..

Gw, yang sempat dengan orang tua pada mulanya kebingungan dengan kebutuhan biaya kuliah di kampus ini, tapi di sini juga gw dapet beasiswa dan gratis menuntut ilmu bahkan cenderung benefit karena beasiswa yang gw dapet melebihi uang pembangunan gw dulu, dan itu semua juga karena Tuhan pakai beliau!

Gw yang dulu ga kebayang bisa jalan-jalan kemana yang gw mau, sekarang punya segudang cerita perjuangan untuk gw wariskan kelak ke anak cucu gw..

Gw..
Ga bisa berkata-kata lain tentang seberapa besar rasa terima kasih yang ingin gw ucapkan pada beliau, selain ungkapan sungguh-sungguh yang gw ucapkan barusan..

Dan gw ga tau apa ekspresi beliau setelah gw ngucapin ini, karena beliau masih berdiri membelakangi gw. Meskipun gw sempet liat aktivitas beliau membuka pintu mobilnya sempat terhenti sesaat.



(mungkin berpikir, “Lagi ngapain si ni makhluk ga jelas??” heheheeee… *itu yang bakal gw pikir kalo gw jadi dy :D *)

Dan beliau bergumam sendiri yang gw udah ga bisa denger beliau bilang apa, kalo ga salah masih tentang kedua-kesatu gitu, dan akhirnya beliau masuk mobil setelah berhasil membuka pintu tersebut. Gw menunggu mobil Raja Dokter itu (R 474 DR) pergi dan gw melambaikan tangan sambil mengangguk menghormati seperti beliau juga melambaikan tangan ke gw, tersenyum dan pergi.


Setelah ini gw ga yakin apa yang akan terjadi kemudian,
Gw langsung sibuk dengan urusan gw sendiri dan gw yakin beliau pasti lebih sibuk! Tapi setidaknya gw bersyukur gw sempat mengucapkan terima kasih yang tersirat sedalam-dalam nya gw bisa ucapkan kepada orang-orang yang berjasa dalam hidup gw….

*****************************************

Dan Tuhan..
saat ini aku mau percaya, Tuhan
Engkau bekerja di dalamku lewat orang-orang di sekelilingku..
Tak akan pernah Kau tinggalkan domba yang kesepian dan tersesat..
Cerita hidup yang amat sangat berkebalikan dari sejak kecil sampai sekarang telah Kau rencanakan sedemikian indah, karna itu aku ga boleh takut dengan masa depan...

Hanya kepadaMu aku boleh berharap, dan hanya kepadaMu aku boleh mengalamatkan kebahagiaanku..


Dan puji syukur secara khusus gw ucapkan hanya kepada Tuhan…..


Karena rangkaian cerita ini,
belum tentu akan terulang lagi untuk kedua kalinya dalam hidup gw…




===============================================
Sekilas dr.Mambodyanto :
- Direktur Rumah Sakit MArgono tahun 1998, di bawah kepemimpinannya mendapat penghargaan dari Presiden Megawati sebagai Rumah Sakit Citra Pelayanan Prima, Gugus Kendali Mutu Manajemen (mendapat 2 kali medali perak), Rumah Sakit Terakreditasi Sempurna dan Rumah Sakit Pendidikan.
Penghargaan pribadi yang pernah diterima :
- The Best Action Plan Award dari Australia
- Dokter Teladan TK II Banyumas tahun 1986
- Juara 1 Lomba Taman Rumah Luga Tk Karisidenan Th 1990
- Juara 1 Lomba Taman Luga Tingkat Propinsi Tahun 1990
- Juara 1 Lomba Taman Luga Tingkat Nasional Tahun 1991
- Juri Nasional Lomba Taman Tahun 1995
- Juara 1 Tingkat Propinsi Kalpataru Tahun 1996
- Juara 1 Tingkat Nasional Kalpataru Tahun 1996
- Penerima Kalpataru Dalam Kategori ”Pembina Lingkungan” dari Presiden Tahun 1996
-Narasumber Pelatihan Kader Pengelola Lingkungan Hidup 1998
-Top Executive Indonesia Tahun 1998
-Man and Woman Of The Year Jawa-Bali Tahun 1998
-Citra KArya Bakti Husada Tahun 1999
-(IASP II) District And Provincial Hospital Management & Asministration In Australia Tahun 2000
-The Best Award Gold Priority 2001 Tingkat Nasional “Pengabdian dan Perjuangan Reformasi”
-Best Action Plan Tahun 2002
-Penerima Penghargaan Kalpataru 1980-2001 di Istana Negara Tahun 2002
-Asean Best Executive Awards 2005-2006 dari Internasional Presentation Awards.
-Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan dalam Rangkaian “Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional” di Istana Wakil Presiden RI tahun 2008
-Selebihnya silakan browsing sendiri di internet dengan keyword “Mambodyanto”

1 comment:

  1. mba boleh tau nama panjang si kembar gita gina, ga? atau akun medsosnya, mungkin? mau kontak nih. tks

    ReplyDelete