Saturday, May 14, 2011

Cemburu Memang Membutakan


TEMPO Interaktif, Cemburu--kata orang--adalah tanda cinta. Tapi, karena rasa cemburu pula, banyak orang gelap mata. Karena cemburu, seorang remaja di Bondowoso, Jawa Tengah, rela melukai telinga saudara sepupunya hingga hampir putus. Karena cemburu pula, seorang perempuan berusia 25 tahun bunuh diri dengan terjun dari lantai tiga apartemennya di Jakarta Barat, awal bulan ini.

Meski penyebab dan cetusan rasa cemburu berbeda, pada dasarnya setiap orang pernah merasakannya. Ada psikolog yang mengartikan cemburu sebagai reaksi kompleks yang menunjukkan adanya ancaman pada hubungan dengan pasangannya. Tak seperti rasa iri, rasa cemburu biasanya diikuti dengan perasaan takut kehilangan.

Sisi positif cemburu dalam dosis yang tepat memang bisa membuat tiap pasangan waspada dan mendorong keduanya untuk saling menjaga serta menghargai keberadaan masing-masing.

Namun, tak seperti ungkapan "cemburu buta", sebuah penelitian membuktikan bahwa rasa cemburu secara literer memang bisa membutakan mata pribadi yang merasakannya. Inilah yang bisa jadi berujung pada berbagai perilaku tak masuk akal yang dilakukan oleh orang yang merasa cemburu.

Dua profesor psikologi dari University of Delaware, Amerika Serikat, menemukan bahwa perempuan yang dikondisikan merasa cemburu menjadi sangat terganggu ketika diperlihatkan gambar-gambar yang menunjukkan emosi yang tak menyenangkan. Lebih jauh, mereka seolah dibutakan dan tak sanggup menemukan sesuatu yang menjadi target untuk mereka temukan.

Para peneliti, Steven Most, Jean-Philippe Laurenceau, dan para kolega mereka, menyimpulkan bahwa hasil penelitian mereka ini menguatkan sesuatu yang unik dalam hubungan sosial dan persepsi manusia. Sudah lama diketahui bahwa emosi yang berkaitan dengan hubungan sosial mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Tapi kini tampaknya emosi yang muncul juga benar-benar bisa terlihat.

Cetusan rasa cemburu adalah campuran dari:
  1. Emosi: perasaan sakit hati, marah, kesedihan, rasa iri, takut kehilangan atau merasa dipermalukan.
  2. Pikiran: kebencian, rasa bersalah, perbandingan dengan orang ketiga, ketakutan akan citra diri, kasihan pada diri sendiri.
  3. Perilaku: lemah, gemetar dan berkeringat, pertanyaan dan keinginan untuk diyakinkan terus-menerus, perilaku agresif, bahkan kekerasan.

Mengobati Sendiri Rasa Cemburu
  1. Beri kesempatan kepada diri sendiri untuk berpikir, apa yang memicu rasa cemburu, adakah bukti hubungan Anda dalam bahaya? Apakah kecemburuan Anda akan membuat kondisi membaik atau malah memburuk?
  2. Ketika mulai merasakan ada sentilan rasa cemburu, ingatkan diri sendiri bahwa pasangan Anda mencintai serta menghormati Anda, dan tak ada hal buruk yang bisa terjadi.
  3. Tanyakan kepada pasangan Anda untuk meyakinkan bahwa rasa tak aman yang Anda rasakan sebenarnya bisa diatasi bersama.

Hidup Bersama Pasangan yang Pencemburu
  1. Berpikir terbalik. Berpikir bahwa cemburu itu adalah tanda cinta, bahwa pasangan Anda sangat menghargai hubungan Anda dengannya. Jadi, daripada bersikap defensif, lebih baik mencoba memahaminya.
  2. Periksa perilaku Anda. Tak ada asap jika tak ada api. Bicarakan dengan pasangan, apakah ada perilaku Anda yang memicu rasa cemburunya. Siapa tahu perilaku yang Anda anggap biasa justru menjadi pemicu rasa cemburunya.
  3. Bangun kepercayaan pasangan. Sempatkan berbicara kepadanya betapa pentingnya hubungan Anda dengannya serta masa depan yang Anda ingin habiskan dengannya.
  4. Bicaralah lewat kerabat atau teman yang dipercaya, atau mungkin dengan seorang konsultan.

Taken from : http://www.tempointeraktif.com

No comments:

Post a Comment