Secara logika
Laki-laki ketika merasa jenuh akan menghindari pasangannya dan mencari "kesenangan lain" di luar pasangannya sampai yang terparah adalah mencari perempuan lain yang lebih "fresh". Dan saat kesenangan lain itu tidak cukup membuatnya sembuh dari kejenuhan sampai yang terparah: karna perempuan dimana-mana sama saja, emosional en blablabla, maka suatu hari akan ada pula fase jenuh pula dengan perempuan lain ini. Dan secara logika "cari lagi kesenangan lainnya lagi" adalah jalan keluar yang terbaik sampai yang terparah adalah cari perempuan lainnya lagi dan begitu lagi dan begitu lagi seterusnya sampai akhirnya ia sadar, kedewasaan suatu hubungan itu ditentukan dari diri sendiri terlebih dulu sebagai calon pemimpin keluarga, yang kemudian kedewasaan itu akan diteladani oleh yang dipimpin olehnya. Bukan sebaliknya.
:D
Secara emosi
Perempuan ketika merasa tidak diutamakan dan diperhatikan lagi akan emosional dan emosional dan akan lebih emosional lagi untuk mencari penghargaan dan perhatian pasangannya. Ketika perasaan emosionalnya justru semakin tidak dihargai dan diperhatikan, maka ia akan melakukan cara yang lebih emosional lagi untuk mencari perhatian dan penghargaan pasangannya karna ambang batas emosinya sendiri sudah melebihi pasangannya. Sampai akhirnya ia sadar, kematangan emosi ditentukan oleh diri sendiri sebagai calon ibu dan pengurus rumah tangga, bukan ditentukan oleh orang lain.
:)
Ini perputaran setan. Meski tidak berlaku untuk semua hubungan, tapi rata-rata hampir selalu ada kedua fase ini dalam setiap hubungan.
Apa pendapat Anda?
:D
Laki-laki ketika merasa jenuh akan menghindari pasangannya dan mencari "kesenangan lain" di luar pasangannya sampai yang terparah adalah mencari perempuan lain yang lebih "fresh". Dan saat kesenangan lain itu tidak cukup membuatnya sembuh dari kejenuhan sampai yang terparah: karna perempuan dimana-mana sama saja, emosional en blablabla, maka suatu hari akan ada pula fase jenuh pula dengan perempuan lain ini. Dan secara logika "cari lagi kesenangan lainnya lagi" adalah jalan keluar yang terbaik sampai yang terparah adalah cari perempuan lainnya lagi dan begitu lagi dan begitu lagi seterusnya sampai akhirnya ia sadar, kedewasaan suatu hubungan itu ditentukan dari diri sendiri terlebih dulu sebagai calon pemimpin keluarga, yang kemudian kedewasaan itu akan diteladani oleh yang dipimpin olehnya. Bukan sebaliknya.
:D
Secara emosi
Perempuan ketika merasa tidak diutamakan dan diperhatikan lagi akan emosional dan emosional dan akan lebih emosional lagi untuk mencari penghargaan dan perhatian pasangannya. Ketika perasaan emosionalnya justru semakin tidak dihargai dan diperhatikan, maka ia akan melakukan cara yang lebih emosional lagi untuk mencari perhatian dan penghargaan pasangannya karna ambang batas emosinya sendiri sudah melebihi pasangannya. Sampai akhirnya ia sadar, kematangan emosi ditentukan oleh diri sendiri sebagai calon ibu dan pengurus rumah tangga, bukan ditentukan oleh orang lain.
:)
Ini perputaran setan. Meski tidak berlaku untuk semua hubungan, tapi rata-rata hampir selalu ada kedua fase ini dalam setiap hubungan.
Apa pendapat Anda?
:D
No comments:
Post a Comment